HTC_-_ilustrasi_artikel-september-Mengenal_Bengawan_Solo,_Sungai_Paling_Legendaris_di_Solo_Raya

Mengenal Bengawan Solo, Sungai Paling Legendaris di Solo Raya

Siapa yang tak mengenal lagu keroncong berjudul Bengawan Solo?. Sahabat Hartono Trade Center pasti juga tahu bahwa pencipta lagu ini adalah almarhum Gesang. Selain itu lagu tersebut kondang hingga mancanegara dan melalui lagu ini pula keberadaan Sungai Bengawan Solo jadi lebih dikenal oleh dunia.

Masyarakat Jawa khsususnya yang tinggal di daerah Solo Raya dan Jawa Timur, sejak dulu menggangap bahwa Bengawan Solo merupakan sungai paling legendaris. Meski sering menjadi sumber penghidupan warga sekitar, namun tidak jarang pula memicu terjadinya bencana besar yaitu banjir.

Bengawan Solo pada masa purba

Sahabat Hartono Trade Center, selain menyandang status sebagai sungai terpanjang di Pulau Jawa, Bengawan Solo juga mempunyai perjalanan sejarah yang sangat panjang. Di masa sekarang, aliran sungai sepanjang 548,58 ini melintasi puluhan kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur dari arah Selatan menuju Timur dan Utara.

Hal ini sangat berbeda dengan zaman purba. Menurut perkiraan, sekitar 4 juta tahun lalu sungai tersebut punya aliran yang terbalik, dari utara menuju muara di Samudera Hindia. Penyebab dari perubahan arah aliran ini yaitu karena adanya gerakan lempeng Indo-Australia.

Bengawan Solo pada masa kerajaan

Keberadaan Bengawan Solo mulai memiliki arti yang sangat penting bagi masyarakat ketika masuk era kerajaan. Pada sekitar abad XVII, sungai ini jadi sarana transportasi untuk kegiatan ekonomi dan niaga. Banyak pedagang yang memakai aliran sungai ini ketika ingin mengirim barang dagangan mereka dengan perahu.

Sahabat Hartono Trade Center, pada tahun 1745, terjadi pemindahan ibukota kerajaan Mataram Islam dari Kartosuro ke Surakarta atau Solo. Ketika itu raja Paku Buwono II mempunyai alasan memilih Solo karena lokasinya berdekatan dengan aliran sungai Bengawan Solo.

Hal ini merupakan bukti nyata bahwa Bengawan Solo memiliki peran sangat vital di masa kerajaan. Bahkan konon pemanfaatan aliran sungai tersebut terus berlangsung hingga masa pemerintahan Paku Buwono X sekitar awal abad XX.

Bengawan Solo pada masa sekarang

Pada masa sekarang sahabat Hartono Trade Center, Bengawan Solo memang sudah tidak lagi menjadi sarana transportasi lagi seperti era kerajaan dulu. Meski demikian tetap mempunyai nilai yang sangat bearti bagi masyarakat. Hampir semua petani yang di sepanjang aliran sungai ini menjadikan Bengawan Solo sebagai sumber pengairan.

Kemudian terkait dengan masalah banjir, pada tahun 1966 terjadi bencana banjir besar. Kejadian ini sempat menenggelamkan sebagian kota Solo dan sumbernya berasal dari Sungai Bengawan Solo. Agar peristiwa ini tidak terjadi lagi, pemerintah membangun waduk Gajah Mungkur di Wonogiri dari tahun 1974 hingga 1981.

Itulah sekelumit kisah sungai Bengawan Solo yang namanya selalu bersemayan dalam hati masyarakat Solo Raya. Selain itu sahabat Hartono Trade Center juga perlu tahu, dengan adanya sungai tersebut Solo sering mendapat julukan sebagai Kota Bengawan.