HTC_-_ilustrasi_artikel-agustus-Solo_Baru,_Dari_Belantara_Desa_Jadi_Kota_Mandiri_Terbesar_di_Surakarta

Solo Baru, Dari Belantara Desa Jadi Kota Mandiri Terbesar di Surakarta

Sahabat Hartono Trade Center pasti akan kaget saat mengetahui bahwa sebelum jadi kota mandiri, Solo Baru merupakan sebuah kawasan yang sangat sepi. Bahkan ketika itu masih jauh dari suasana hiruk pikuk kota seperti saat ini. Tetapi di masa sekarang, telah menjelma menjadi daerah yang sangat ramai dengan kegiatan bisnis dan niaga.

Cerita masa lalu yang penuh pertentangan

Sekitar tahun 1990, sebuah perusahaan bernama PT Pondok Solo Permai (PSP) punya gagasan untuk membangun suatu kota mandiri. Pada awalnya, ide ini hanya bertujuan mendirikan pemukiman saja dengan area seluas sekitar 200 hektar. Ketika muncul pertama kali, buah pikiran dari PSP ini sempat menimbulkan pertentangan pendapat.

Banyak kalangan yang menyebutkan bahwa gagasan tersebut sangat aneh bahkan gila. Meski demikian PSP tetap berpegang pada pendiriannya. Alasannya sahabat Hartono Trade Center, Kota Surakarta sudah tidak bisa dikembangkan lagi karena ketersediaan lahannya sangat terbatas.

Sedangkan kawasan yang paling mungkin dikembangkan adalah Solo Baru yang saat itu masih bernama Desa Madegondo dan jadi bagian dari Kecamatan Grogol. Tetapi sebelum menggunakan nama ‘Solo Baru’, ada beberapa nama alternatif yang menjadi pilihan.

Diantaranya Grogol Indah, Grogol Permai, Sukoharjo Permai hingga Sukoharjo Indah karena letaknya memang berada di Kabupaten Sukoharjo. Kemudian saat diputuskan bahwa nama yang digunakan adalah ‘Solo Baru’ banyak pihak yang menentang. Salah satu alasannya karena dianggap ingin menyaingi keberadaan kota Solo.

Dari kawasan hunian menjadi pusat bisnis

Saat pertama kali berdiri sahabat Hartono Trade Center, Solo Baru memang berhasil menjadi kawasan pemukiman. Tapi ketergantungan penghuninya terhadap kota Solo masih sangat tinggi. Terlebih mengingat jika lokasinya saling berdekatan. Pada masa tersebut warga Solo Baru harus bolak balik ke Surakarta untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan yang lain.

Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, banyak investor yang mulai tertarik dan ingin membuka usaha di Solo Baru. Apalagi setelah pemukiman ini memiliki banyak sekali fasilitas umum seperti sarana pendidikan, kesehatan atau rumah sakit dan lain sebagainya.

Sarana berikutnya mulai dari pertokoan, pusat olahraga hingga wisata juga ikut berdiri dengan total investasi mencapai angka triliunan rupiah. Dampaknya, suasana menjadi semakin ramai dan jumlah pebisnis yang tertarik menanam modal di kawasan ini juga bertambah banyak.

Melihat perkembangan pesat ini sahabat Hartono Trade Center, kemudian Pemerintah Kabupaten Sukoharjo menjadi lebih giat membangun sarana lain terutama jalan yang merupakan sarana utama transportasi. Tujuannya tentu saja agar kegairahan investasi di Solo Baru bisa lebih lancar berjalan.

Setelah itu pada akhirnya Solo Baru menjadi kota yang benar-benar baru. Keberadaan kawasan ini sekarang sudah tidak lagi berfungsi sebagai pemukiman saja. Justru yang lebih menonjol adalah kegiatan bisnisnya. Jadi ketika datang ke sini, sahabat Hartono Trade Center akan merasakan suasana metropolis, namun dengan nuansa kedaerahan yang begitu kental.