Sahabat Hartono Trade Center, khususnya yang tinggal di Solo pasti tidak asing lagi keberadaan rumah sakit Dokter Oen yang terletak di Jl. Brigjend Katamso 55, Jebres. Selain itu ada cabangnya di kawasan Solo Baru, Sukoharjo. Meski demikian banyak yang belum tahu siapa sosok yang namanya diabadikan oleh rumah sakit tersebut.
Siapa itu Dr. Oen?
Dokter Oen yang mempunyai nama lengkap Oen Boen Ing berasal dari keluarga kaya. Ayah dari pria kelahiran Salatiga, tanggal 3 Maret 1903 ini adalah seorang pengusaha tembakau. Kendati memiliki banyak harga, Oen tidak pernah terlena dengan berbagai kemudahan yang didapatkannya.
Saat usianya menginjak 5 tahun, dia sering tinggal di kediaman kakeknya yang punya profesi sebagai tabib atau sinshe. Di sini dia sering mengamati bagaimana kakeknya memberi pertolongan pada orang sakit.
Oen juga sangat senang membantu pasien kakeknya dan merasa gembira saat berhasil membantu penyembuhan. Melalui pengalamanannya tersebut sahabat Hartono Trade Center, anak ini jadi semakin paham makna dari kemanusiaan, yaitu saling membantu sesama manusia.
Apalagi mengingat kakeknya tidak pernah minta bayaran pada siapa saja yang minta penyembuhan darinya. Oen juga selalu ingat ajaran yang menyebutkan bahwa Tuhan akan memberi rezeki pada siapa saja yang hatinya penuh dengan perasaan cinta.
Kemudian saat memasuki usia 16 tahun, ayahnya mengajak Oen berkeliling kota Solo. Sambil jalan-jalan, orangtuanya minta pada Oen agar bersedia meneruskan usahanya. Tapi dengan hati-hati Oen memberi jawaban jika dirinya lebih tertarik melayani orang lain agar selalu sehat, tidak sakit.
Sahabat Hartono Trade Center, meski sempat terjadi perdebabatan tapi pada akhirnya ayahnya mengijinkan Oen untuk mewujudkan cita-citanya. Dengan restu dari ayahnya Oen kemudian masuk sekolah kedokteran di STOVIA. Sekolah ini sangat terkenal di era Hindia Belanda karena sering menjadi pusat pergerakan kemerdekaan.
Merintis karir sebagai dokter
Usai lulus dari STOVIA tahun 1932 dan meraih gelar Sarjana Kedokteran, Oen mulai sering mendapat sapaan sebagai Dokter Oen. Bersama dengan seorang temannya yang bernama Tan Kiong Djien, dia berniat mendirikan klinik kesehatan.
Gagasan ini lalu berlanjut dengan pendirian Perhimpunan Pemuda Tionghoa atau Hua Chiao Tshin Nien Hui. Melalui organisasi ini sahabat Hartono Trade Center, berdiri sebuah klinik kesehatan bernama Panti Kosala.
Pada masa perang kemerdekaan 1949 terjadi pertempuran antara tentara Belanda dan tentara Indonesia. Dokter Oen yang merupakan seorang republikan ikut berjibaku dan membantu menolong pasukan Indonesia yang terluka.
Setelah perang selesai, Dokter Oen terus melanjutkan perjuangannya dalam menolong orang sakit dan tidak mampu di rumahnya, daerah Pasar Legi. Atas dasar dedikasinya inilah sahabat Hartono Trade Center, Panti Kosala yang sekarang sudah berkembang jadi rumah sakit besar memakai nama resmi Rumah Sakit Dokter Oen.