Bakmi thoprak adalah jajanan cukup tua di Solo. Konon, sejak nenek kita masih kecilpun, menu ini sudah ada. Nama lain bakmi thoprak adalah bakmi kombor. Karena disajikan dengan kuah panas, kalau dalam bahasa jawa disebut komboran.
Bakmi thoprak yang komplit terdiri dari bakmi, irisan tahu tempe goreng, irisan sosis, cakwe atau janggelut, irisan kol putih, daun seledri, kacang goreng semua bahan dituangi kuah panas yang rasanya gurih dengan rasa bumbu mrica dan bawang. Topingnya adalah cuilan karak. Dimakan panas-panas dengan tambahan irisan Lombok jemprit, lalu sedikit cukak, kecap dan sedikit keceran jeruk nipis. Wah, cita rasa bakmi thoprak ini begitu menggoda, sedap dan membuat pandangan jadi terbelalak dan pikiran jadi segar.
Bakmi thoprak versi sederhana yang sering dijumpai di kampung adalah tanpa sosis dan janggelut. Meski tak banyak kambangannya, tapi tetap sedap rasanya, yang penting ada lombok jemprit, cuka dan kuah panas, maka jadilah tetap terasa hangat dan suasana makan tambah segar. Dan tetap membuat mata terbelalak terang atau melek karena Lombok dalam kuah panas dan cuka. Rasanya sedap dan mantap menggugah selera makan.
Bakmi thoprak ini masih bisa dijumpai di sudut kampung dan bahkan di tengah kota. Meski tak begitu banyak orang menjual menu ini, tapi tetap eksis dan tak sulit menemukannya. Di kota Solo ada beberapa warung bakmi thoprak yang cukup terkenal dan melegenda sejak jaman dulu. Di daerah kampung Kartopuran, Kratonan dan juga di Tegal Sari. Di warung-warung itu sudah ditandai oleh penikmat bakmi thoprak.
Bakmi thoprak bisa disebut makanan kampung atau juga menu tradisional. Cukup murah apalagi jika tanpa sosis, namun tetap terasa meriah di lidah. Biasanya bakmi thoprak dimakan pada tengah hari. Apalagi jika cuaca dingin, maka makin pas terasa menikmati bakmi thoprak ini. Karena suhu badan kita jadi terasa hangat, setelah menyantap menu satu ini.