Selain memiliki pusat belanja yang sangat terkenal Hartono Trade Center yang ada di Sukoharjo, Solo juga punya pasar yang sangat unik. Namanya adalah Pasar Triwindu. Dikatakan unik karena pasar ini menyediakan berbagai macam barang kuno atau antik yang usianya sudah mencapai puluhan bahkan ratusan tahun.
Sejarah pendirian
Berlokasi di Jl. Diponegoro, Kelurahan Keprabon Surakarta, Pasar Triwindu berada tidak jauh dari Istana Pura Mangkunegaran. Jaraknya sekitar 150 meter saja di sebelah selatan istana tersebut. Tidak mengherankan karena pasar ini dibangun pertama kali oleh Raja Mangkunegara VII pada tahun 1939.
Pembangunannya memiliki tujuan untuk merayakan ulang tahun kenaikan tahta raja yang telah memegang tampuk kekuasaan selama 24 tahun atau tri windu. Menurut bahasa jawa, kata ‘tri’ mempunyai arti tiga, sedangan windu bermakna 8 tahun. Atas dasar latar belakang inilah kemudian pasar tersebut dinamakan Pasar Triwindu.
Meski demikian ada pula yang menyebutnya Pasar Ngarsopuro yang merupakan nama pemberian pemerintah daerah setempat. Tetapi diantara keduanya, penyebutan Pasar Triwindu lebih populer di masyarakat.
Kegiatan
Saat berwisata ke Pasar Triwindu, sahabat Hartono Trade Center seakan-akan masuk ke dalam lorong waktu dan diajak kembali menuju masa silam. Bahkan bagi sebagian sebagian wisatawan, pasar ini seringkali dianggap sebagai tempat paling tepat untuk bernostalgia.
Di sini sangat mudah sekali menjumpai aneka barang lawas seperti telepon tua, radio kuno cangkir, mesin ketik lawas, uang dari zaman penjajahan dan masih banyak lagi. Makin tinggi nilai keunikan dan usianya, tentu harganya juga menjadi semakin mahal. Apalagi jika barang tersebut tergolong sebagai koleksi yang sulit dicari di tempat lain.
Masuk lebih ke dalam lagi, sahabat Hartono Trade Center dapat menemukan barang dagangan lain yang usianya lebih tua dan tidak sedikit yang sudah mencapai ratusan tahun. Mulai dari patung antik dari zaman Hindu atau Budha, lukisan kuno, wayang kulit, topeng dan lainnya, boleh dilihat atau dibeli di tempat ini.
Semua pengunjung tidak perlu khawatir melakukan transaksi di pasar ini, karena barang-barang yang dijual bukan merupakan barang larangan. Kemudian jika ingin mendapatkan harga lebih murah, bisa pula memilih tiruan atau imitasinya saja. Untuk lebih jelasnya, sebaiknya bertanya langsung pada penjual.
Jika tidak ingin membeli, sahabat Hartono Trade Center bisa melihat-lihat saja sambil jalan santai. Apalagi bangunannya sendiri juga menggunakan desain tradisional khas Jawa. Sebagian besar materialnya memakai bahan dari kayu dan terdiri dari dua lantai. Banyak sekali pengunjung yang tertarik menjadikannya sebagai back ground foto dan selfie.
Pasar antik ini buka setiap hari dari pukul 10 pagi hingga 4 sore. Meski tidak punya kendaraan pribadi, sahabat Hartono Trade Center tidak perlu bingung. Karena berada di pusat kota, Pasar Triwindu mudah dikunjungi dengan transportasi umum dan dapat berhenti persis di depan pasar tersebut.