HTC_-_ilustrasi_artikel-oktober-Batik_Kedunggudel_yang_Kualitasnya_Tidak_Kalah_Bagus_Dengan_Batik_Solo

Batik Kedunggudel yang Kualitasnya Tidak Kalah Bagus Dengan Batik Solo

Bicara tentang batik, ingatan sahabat Hartono Trade Center pasti akan segera terarah ke kota Solo. Merupakan hal wajar karena Solo memang merupakan salah satu pusat industri batik di Indonesia. Meski demikian tidak jauh dari kota ini persisnya di dusun Kedunggudel terdapat industri batik pula dengan kualitas yang tidak kalah bagus.

Sekilas tentang dusun Kedunggudel

Kedunggudel adalah suatu dusun kecil yang terletak di Kelurahan Kenep, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo. Dari Solo hanya berjarak sekitar 19 saja dan kurang lebih 14 km dari pusat bisnis Solo Baru.

Karena lokasinya berada tak jauh dari aliran sungai Bengawan Solo, pada zaman dulu dusun ini pernah jadi tempat untuk menjalankan berbagai aktivitas dagang. Terutama bagi penduduk Sukoharjo dan sekitarnya.

Lebih dari itu sahabat Hartono Trade Center, menurut cerita masyarakat sekitar dusun tersebut juga sering didatangi oleh para ulama untuk menyebarkan ajaran. Bahkan ada yang mengisahkan bahwa Kedunggudel pernah pula menjadi lokasi pertemuan antara Pangeran Diponegoro dan raja Paku Buwono VI dalam rangka mengatur siasat perang melawan Belanda.

Kedunggudel pada masa sekarang

Pada masa sekarang sebagian penduduk dusun Kedunggudel memiliki profesi sebagai petani. Meski demikian tidak sedikit yang punya mata pencaharian menjadi pengrajin batik, terutama batik tulis. Kemudian sebagian lainnya merupakan pembuat sekaligus penjual makanan tradisional seperti rambak, karak dan jenang.

Khusus untuk industri batik, sahabat Hartono Trade Center pasti mengetahui bahwa keberadaannya memang belum begitu populer. Apalagi dibanding daerah lain seperti Solo, Yogyakarta dan Pekalongan. Tapi untuk ukuran dusun kecil, jumlah perajinnya lumayan banyak mencapai 11 perajin.

Sebagian besar dari perajin tersebut merupakan keturunan dari perajin batik juga. Pada umumnya mereka adalah generasi ketiga dan keempat dari silsilah keluarganya. Hanya saja dalam perkembangannya, sekarang banyak warga lain yang ikut menjadi perajin batik sebagai pekerjaan utama mereka.

Sahabat Hartono Trade Center, masing-masing dari perajin ini mempunyai merek yang berbeda-beda. Walau demikian secara umum masyarakat sering menyebutnya sebagai batik Kedunggudel. Sejak beberapa tahun terakhir, batik dari dusun tersebut mulai mendapat perhatian tinggi dari para pecinta batik.

Distribusi dan penjualannya juga sudah punya pangsa pasar yang cukup luas. Banyak pedagang besar luar daerah yang tertarik kulakan batik di dusun ini dan menjualnya kembali ke tempat asal mereka.

Salah satu corak atau motif batik Kedunggudel yang dinilai mempunyai keistimewaan tersendiri yaitu motif Lombok Gendayakan. Motif ini merupakan penggambaran dari kisah perjuangan Kiai Lombok. Beliau merupakan tokoh ulama dari zaman dulu dan dimakamkan di dusun tersebut.

Jadi bagi sahabat Hartono Trade Center yang ingin menambah koleksi busana dan kain batik dengan tampilan unik, dapat berkunjung ke Dusun Kedunggudel. Apalagi lokasinya mudah diakses meski hanya bisa dengan kendaraan pribadi saja.