HTC_-_ilustrasi_artikel-februari-Tidak_Hanya_Terkenal,_Wisata_Kuliner_Solo_Ini_Juga_Sangat_Legendaris

Tidak Hanya Terkenal, Wisata Kuliner Solo Ini Juga Sangat Legendaris

Sebagai kota niaga, Solo mempunyai pusat belanja dan bisnis bernama Hartono Trade Center yang terletak di kawasan Solo Baru Kabupaten Sukoharjo. Lebih dari itu, kota ini juga kaya dengan koleksi kuliner. Bahkan beberapa diantaranya dianggap sebagai kuliner legendaris karena sudah ada sejak puluhan hingga ratusan tahun lalu.

Nasi liwet

Nasi liwet merupakan masakan tradisional Solo dan dibuat dari beras dicampur santan kelapa. Lauknya terdiri dari sambal goreng pepaya muda, daging ayam, kumut, telur rebus dan kerupuk kulit sapi. Sahabat Hartono Trade Center pasti akan ketagihan usai mencicipi kelezatannya.

Pada zaman dulu hidangan ini hanya dapat disantap saat perayaan Sekaten di Keraton Kasunanan Solo. Tetapi pada masa sekarang, setiap waktu kalian bisa menemukannya di warung-warung yang tersebar di setiap pelosok kota terutama pada pagi dan malam hari.

Serabi

Santapan tradisional Solo berikutnya yang bisa sahabat Hartono Trade Center nikmati ketika berwisata di kota ini adalah serabi. Bentuknya berupa kue bundar dan di bagian tengahnya terasa legit ketika masuk ke mulut. Pinggirnya tipis, sehingga lebih kering dan lunak.

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti kapan masyarakat Solo mulai mengenal serabi. Tetapi dapat dipastikan sudah ada sejak masa penjajahan Belanda. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa jauh sebelumnya serabi sudah masuk ke Indonesia melalui pembauran budaya kuliner dari para pendatang India.

Selat Solo

Nama lain dari Selat Solo adalah bistik Jawa. Konon, hidangan ini merupakan hasil modifikasi masakan Eropa khususnya Belanda. Istilah ‘selat’ sendiri diyakini berasal dari kata ‘salad’ yang tak lain adalah masakan khas bangsa Eropa. Menurut riwayat, Selat Solo disajikan pertama kali dalam suatu acara pertemuan di Benteng Vastenburg antara pihak Belanda dan Keraton Kasunanan Surakarta.

Ketika menyantap selat Solo sahabat Hartono Trade Center pasti merasakan kelezatan yang luar biasa. Banyak rumah makan yang menyediakan menu tersebut, sehingga sangat mudah menemukannya.

Timlo

Masakan tradisional Solo berikutnya yang tidak kalah terkenal dan legendaris adalah Timlo. Cita rasa dan penampakannya hampir sama dengan sup, tetapi dengan cita rasa yang lebih gurih sebab memakai bumbu yang lengkap. Demikian pula campurannya, juga lebih banyak seperti sosis, jamur, irisan kentang goreng dan sebagainya.

Makanan ini sebenarnya berasal dari China dan punya nama asli Sup Kimlo. Warga Solo mulai mengenal Timlo ketika terjadi pembauran budaya China dan Jawa pada ratusan tahun lalu. Pada masa kerajaan, masakan ini hanya dapat ditemui di seputaran Pasar Gede yang saat ini menjadi pusat pemukiman masyarakat Tionghoa di Solo.

Tetapi seiring dengan perkembangan zaman, sekarang sahabat Hartono Trade Center bisa menikmati kelezatan Timlo Solo di berbagai tempat. Bahkan tidak sedikit rumah makan yang menjadikan hidangan ini sebagai menu utama. Harganya cukup ramah di kantong, berada di kisaran 10 hingga 25 ribu rupiah per porsi.