HTC_-_ilustrasi_artikel-juni-Sosis_Basah,_Makanan_Khas_Solo_Yang_Sudah_Ada_Sejak_Zaman_Belanda

Sosis Basah, Makanan Khas Solo Yang Sudah Ada Sejak Zaman Belanda

Sosis, siapa sih yang tidak mengenal kudapan ini?. Sahabat HTC Solo Baru pasti juga sering menyantap karena memang sangat mudah dijumpai di berbagai daerah. Bahkan saat ini ada sosis kemasan modern bikinan pabrik dan sering dijual di warung-warung kelontong kampung hingga super market. 

Namun bagaimana dengan sosis basah Solo?. Meski keberadaannya memang kurang begitu populer dibanding serabi, intip, abon, dan sebagainya, tetap sering jadi buruan para pecinta kuliner. Tidak sedikit yang membeli sebagai oleh-oleh saat mengadakan perjalanan wisata ke Solo karena kelezatannya.  

Kilas Sejarah 

Selaras dengan namanya, sosis basah Solo hanya bisa sahabat HTC Solo Baru temui di Kota Solo saja. Beda dengan sosis biasa, jajanan ini bukan merupakan sosis dalam arti yang sebenarnya, apalagi dilihat dari teknik pengolahannya.  

Kendati sama-sama menggunakan daging ayam atau sapi giling sebagai bahan utama, lapisan luarnya bukan dari tepung, tetapikocokan telur yang digoreng dadar tipis-tipis. Selain itu biasanya memiliki bentuk agak gepeng, tidak lonjong.  

Menurut cerita, masakan ini merupakan hasil kreasi orang-orang Belanda yang pada zaman dulu berkuasa di tanah air. Ketika itu banyak noni-noni yang senang memasak makanan ini dan dijadikan hidangan pembuka sebelum menyantap menu utama.  

Kemudian oleh raja dari Keraton Solo, sebagian bumbunya dirubah agar dapat sesuai dengan selera kaum bangsawan. Jadi intinya, hanya mereka yang tinggal di istana saja yang bisa menikmati kudapan tersebut.  

Sementara itu sahabat HTC Solo Baru, ada versi lain yang menyebutkan bahwa sosis basah Solo adalah hasil kreasi masyarakat Surakarta sendiri. Mereka tertarik membuat sosis karena ingin mencoba merasakan masakan orang Belanda.  

Lepas dari itu semua, sosis basah Solo sudah menjelma menjadi makanan khas yang digemari banyak orang. Sehingga sangat mudah dijumpai di setiap sudut kota mulai dari pasar tradisional hingga rumah makan. Apalagi di pusat-pusat belanja oleh-oleh makanan tradisional.    

Terdiri Dari Dua Jenis 

Satu hal yang membuat sosis basah Solo menjadi semakin istimewa, jenisnya ada dua sesuai teknik pengolahan akhir. Pertama dengan cara digoreng dan yang kedua adalah memakai model kukusan. Bumbunya tetap sama, terdiri dari bawang merah, bawang putih, ketumbar, dan jintan.  

Rasanya cenderung gurih dan apabila sahabat HTC Solo Baru senang pedas, tinggal menggunakan cabai rawit saja, tidak perlu saos sambal. Selain itu dapat pula dijadikan lauk tambahan saat menyantap nasi liwet. Jadi jangan heran banyak penjual masakan tersebut yang menyediakan sosis basah di lapak mereka.  

Harganya tidak terlalu mahal, berada dalam kisaran Rp2.000 hingga Rp5.000 per biji sesuai ukurannya apakah kecil atau besar. Apabila tertarik membeli kemudian dibawa keluar daerah, hanya tahan maksimal selama satu hari saja. Apabila sahabat HTC Solo Baru ingin menyimpan, harus segera dimasukan ke kulkas atau freezer.