HTC-wisata solo-Pura Mangkunegaran, Cermin Perpaduan Budaya

Pura Mangkunegaran, Cermin Perpaduan Budaya

Kota Solo merupakan kota yang terkenal dengan budaya Jawanya yang kental. Bahkan tradisi-tradisi adat jawa seperti upacara, dan tarian tradisional masih saja dilakukan di era digital ini. Selain itu objek bersejarah seperti Keraton Kasunanan, Pura Mangkunegaran, dan Benteng Vastenburg pun masih berdiri dengan kokohnya. Ketiga bangunan bersejarah itu tak pernah luput dari pandangan wisatawan yang melancong ke Solo, terutama dua keraton tersebut.

Berbeda dengan Keraton Kasunanan yang khas bangunan adat Jawa, memiliki bangunan dengan sedikit sentuhan eropa. Perpaduan gaya Jawa dan eropa ini menarik rasa ingin tahu wisatawan untuk menelusur Pura Mangkunegaran atau yang dikenal sebagai Keraton Mangkunegaran ini.

Seperti halnya Keraton Jawa, Pura Mangkunegaran memiliki bangunan pamedan, pendopo, pringgitan, dalem, dan kaputran, yang seluruhnya dikelilingi oleh tembok besar yang kokoh. Usut demi usut, pendopo Pura Mangkunegaran ini merupakan pendopo yang terbesar di Indonesia dengan luas 3.500 meter persegi.

Pendopo berbentuk Joglo yang disangga oleh empat saka guru (tiang utama).  Faktanya, bangunan Pura Mangkunegaran rata-rata disangga oleh kayu jati yang berusia 50 tahun ke atas. Kayu jati ini diambil dari hutan kerajaan di hutan Donoloyo, Wonogiri. Menariknya  langit-langit di pendopo terdapat lukisan yang bermotif api yang disebut dengan kusumadiwati. Konon lukisan tersebut membuat suasana sejuk di kawasan ini. Biasanya pendopo Pura Mangkunegaran digunakan untuk resepsi dan pementasan dari tarian tradisional Jawa. Di tempat ini pula seperangkat gamelan Kyai Kanyut Mesem masih saja bertabuh. Biasanya gamelan ini dimainkan saat hari-hari tertentu sebagai pengiring latihan tarian tradisional.

Kemudian bangunan dalem yang merupakan bangunan utama selain pendopo ini difungsikan untuk menerima tamu pejabat dan untuk memajang koleksi-koleksi yang berharga seperti lukisan, topeng, dan foto keluarga raja.

Berbicara dengan sentuhan eropa di Pura Mangkunegaran, terlihat dari ornamen-ornamen yang menghiasi istana ini. Patung-patung klasik bergaya eropa, lampu-lampu yang diambil dari Istana Bogor ketika kerajaan masih berkuasa, hingga kaca pintu yang diimpor dari Belgia. Bahkan ubin marmer didatangkan dari Italia agar suasana terasa sejuk, karena ubin tersebut mampu menyerap dingin.

Pura Mangkunegaran cukup mudah ditelusur bagi para wisatawan. Terletak di Jalan Ronggowarsito yang berdekatan dengan Pasar Antik Triwindu dan kawasan Ngarsopuro.



RELATED POSTS